28 Peserta Ikuti Kompetisi Quilt di Indonesia

Senin, 17 November 2014 - 08:06 WIB
28 Peserta Ikuti Kompetisi...
28 Peserta Ikuti Kompetisi Quilt di Indonesia
A A A
JAKARTA - Seni menjahit jelujur (Quilt) kini menjadi perhatian para penggemarnya, sekira 28 orang mengikuti kompetisi yang diselenggarakan Cipete Quilt Community (CQC).

Kompetisi Quilt pertama di Indonesia ini menghadirkan empat orang juri yang merupakan pegiat pegiat quilt dari luar negeri. Mereka ialah Driena Vidulich dari Afrika Selatan, Magdalena van de Ruit dari Belanda, Danielle Galagher dari Kanada, dan Liesbeth Manning dari Inggris.

Magdalena van de Ruit menilai semua karya bagus. Namun, harus memastikan bagian penyelesaian akhir dilakukan secara rapi.

"Sangat penting saat finishing pastikan di bagian sudut dan bidang tidak ada benang yang
tertinggal dan benang belum dipotong. Karena hal itu mempengaruhi penilaian," ujar Magdalena.

Kompetisi yang berlangsung di LPPI, Kemang, Jakara, Minggu 16 November 2014 kemarin itu menyatakan Ibu Ea dari Bintaro keluar sebagai pemenang pertama. Dengan karya heksagon, Ibu Ea berhak atas hadiah uang Rp300 ribu, kain batik bali, dan The Winner Award Quilt Pattern.

"Saya tidak menyangka. Tapi kerja keras selama 4 bulan memotong dan menjahit lebih dari 3.800 potong heksagon ternyata hasilnya Alhamdullilah," ujar Ea.

Ketua CQC sekaligus pegiat quilt S. Nisa Hariadi mengaku, kompetisi kali ini dilakukan tertutup.
"Tahun depan baru kita akan buka untuk umum. Sehingga, anggota CQC lebih termotivasi dengan banyaknya tantangan dari pegiat quilt lainnya,” ujar S. Nisa Hariadi.

Rencananya tahun depan kompetisi yang sama. Namun tema yang diusung ialah original. Di mana semua peserta harus membuat karya desain asli mereka, tanpa harus melihat buku.

Tahun ini menjadi tahun pertama lomba quilt yang diselengarakan CQC. Tujuan dari lomba ini ialah mendorong anggota CQC untuk lebih aktif dan kreatif membuat quilt. Di samping itu guna menghasilkan berbagai desain quilt yang baru. Perlombaan ini tidak semata diikuti perorangan,
tetapi juga bisa diikuti kelompok quilt lainnya.

"Kita ingin mencoba yang baru. Tahun lalu sudah ada bazaar kecil. Tahun ini kita tertantang
membuat kompetisi, selain memotivasi para ibu tingkat advance untuk membuat kreativitas yang
baru dan menarik,” ujarnya.

Salah satu motivasi itu pun dengan menghadirkan empat pegiat quilt dari luar negeri. Kehadiran
mereka selain netral, membuat kompetisi memenuhi standar internasional. Apalagi mereka sudah berpengalaman di bidang quilt dan patchwork.

"Kita tidak ingin main-main di kompetisi pertama, karena itu kita memilih juri asing. Mereka
expertise quilt dari empat negara berbeda. Sehingga kita mengikuti standar quilt internasional,"
tandas Nisa.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0973 seconds (0.1#10.140)